MATERI PEMBELAJARAN
1.
KOMPONEN
IKLIM MIKRO
Lingkungan ternak merupakan salah
satu faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ternak. Apabila ternak
yang dipelihara mendapatkan lingkungan yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya
maka, hasil yang diharapakan tentunya akan tercapai. Untuk mendapatkan
lingkungan yang baik, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan diantaranya:
suhu, kelembaban, cahaya, angin, curah hujan, udara dan gas Berbicara tentang
suhu dan kelembaban, tentunya tidak terlepas dari bagian-bagian iklim. Dalam
pemeliharaan ternak baik itu ternak ruminansia, ternak unggas maupun aneka
ternak iklim yang berperan disebut dengan istilah iklim mikro. Semua orang
pasti sudah mendengar dan sebagian orang pasti sudah ada yang paham tentang apa
itu: iklim, iklim mikro, iklim makro, cuaca, suhu dan kelembaban.
A.
Iklim
Pengertian iklim adalah kesimpulan
dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan)
dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Atau dengan kata
lain iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi
wilayah yang luas. Sedangkan yang termasuk unsur-unsur iklim diantaranya : radiasi
surya, suhu udara, kelembaban udara, angin, awan, presipitasi (hujan) dan
evaporasi (penguapan).
B.
Radiasi Surya
Radiasi surya sering orang
menyebutnya sinar matahari. Sinar matahari ini mempunyai peranan yang sangat
penting di dalam kehidupan makluk hidup. Tanpa adanya sinar matahari kehidupan
makluk di bumi baik itu manusia, tanaman, ternak, ikan dan lainnya tidak akan
ada. Meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi yang dipancararkan oleh
matahari diterima permukaan bumi, namun radiasi matahari merupakan sumber
energi utama untuk semua proses-proses fisika atmosfer. Proses –proses fisika
atmosfer tersebut menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi kita. Radiasi
matahari yang sampai di permukaan bumi hanya sekitar setengah dari yang
diterima di puncak atmosfer, karena sebagian akan diserap dan dipantulkan
kembali angkasa luas oleh atmosfer khususnya awan. Adapaun faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan radiasi matahari di permukaan bumi sangat bervariasi
adalah: jarak antara bumi dan matahari, pengaruh atmosfer bumi, panjang hari
dan sudut datang. Awan, gas-gas yang berhamburan atau yang ada di atmosfer akan
mempengaruhi penerimaan radiasi/sinar matahari di bumi. Dengan adanya radiasi
matahari ke bumi tersebut akan mempengaruhi suhu yang ada di bumi. Pada saat
proses pemeliharaan ternak keadaan suhu sangat menentukan keberhasilan usaha.
Suhu yang berada dalam kandang maupun di luar kandang ternak dapat berubah-ubah
tergantung dari jumlah radiasi/sinar matahari atau panas yang diterima. Bila
jumlah radiasi /sinar matahari atau panas yang ada dalam kandang mapun di luar
kandang bertambah, maka suhu akan naik dan sebaliknya apabila jumlah
radiasi/sinar matahari atau panasnya berkurang maka suhu akan turun. Untuk
mengendalikan agar sinar matahari yang masuk ke dalam kandang tidak berlebihan
maka perlu adanya naungan atau tanaman pelindung kandang. Tanaman pelindung
yang berada disekitar kandang juga harus diatur atau dirawat. Jangan sampai
terlalu rimbun karena dapat mengganggu sinar matahari yang masuk di dalam
kandang.
C.
Suhu
Suhu adalah suatu besaran yang
menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Atau dapat juga
dikatakan suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Suhu dapat dinyatakan dengan satuan
derajat celcius ( 0 C), derajat fahrenheit ( 0 F), derajat reamur ( 0 R) ,
derajat Kelvin ( 0 K). Walaupun suhu dapat dinyatakan dengan beberapa satuan
akan tetapi satuan suhu yang umum digunakan adalah derajat celcius ( 0 C).
Sedangkan alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Suhu merupakan salah satu
unsur iklim yang penting dan harus diperhatikan pada saat proses pemeliharaan
ternak baik itu ternak ruminansia, ternak unggas maupun aneka ternak. Keadaan
suhu lingkungan baik itu di dalam kandang maupun di luar kandang akan
mempengaruhi pernafasan dan denyut nadi ternak. Apabila keadaan suhu udara
tinggi, maka akan cenderung mempercepat denyut nadi dan proses pernafasan. Hal
demikian bertujuan untuk mengurangi panas dalam tubuh ternak. Ternak untuk
mempertahankan suhu tubuhnya, dari pengaruh suhu yang ada dilingkungan harus
mempertahankan keseimbangan antara panas yang di dapat dari lingkungan dengan
panas yang ada dalam tubuhnya. Apabila keadaan suhu terlalu tinggi maka ternak
akan kepanasan, sedang suhu untuk ternak ayam petelur suhu ideal adalah 15 0 C
- 32 0 C dan ayam pedaging suhu idealnya 20 0 C - 32 0 C. Suhu badan ternak
bervariasi sepanjang harinya, semakin siang semakin tinggi dan mencapai
puncaknya pada sore hari. Disamping itu suhu badan ternak muda lebih tinggi
dari pada ternak tua. Sebagai contoh suhu normal rata-rata badan ternak sebagai
berikut : sapi adalah 38,5 0 C , anak sapi 39,2 0 C kambing 39,4 0 C, dan domba
39,5 0 C . Oleh karena itu demi keberhasilan dalam pemeliharaan ternak suhu di
dalam kandang perlu diatur. Sebagai contoh untuk menaikan suhu di dalam kandang
pada saat pemeliharaan ternak unggas (ayam) perlu diberi pemanas. Sedangkan
untuk menurunkan suhu di dalam kandang dengan cara membuka ventilasi, membuka
layar atau tirai kandang, memberi atau menyalakan AC atau kipas angin dan lain
sebagainya.
D.
Cuaca
Cuaca adalah nilai sesaat dari
atmosfer, serta perubahan dalam jangka pendek (kurang dari satu jam hingga dua
puluh empat jam), di suatu tempat tertentu di bumi. Atau keadaan udara pada
saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu
yang singkat.
E.
Kelembaban
Kelembaban udara menggambarkan
kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,
kelembaban nisbi (relatif) maupun difisit uap air. Yang dimaksud dengan
kelembaban mutlak adalah kandungan uap air per satuan volume. Kelembaban nisbi
membandingkan antara kandungan atau tekanan uap air aktual dengan keadaan
jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air dan kelembaban nisbi
dinyatakan dalam pesen( %). Kelembapan yang baik adalah kurang lebih 60%,
keadaan kelembaban yang tinggi dapat menurunkan jumlah panas yang hilang akibat
penguapan, sedangkan proses penguapan dalam tubuh merupakan salah satu cara
untuk mengurangi panas tubuh sehingga tubuh menjadi sejuk. Jumlah panas yang
hilang tersebut tergantung dari luas permukaan tubuh, bulu yang menyelubungi
kulit, jumlah dan besar kelenjar keringat, suhu lingkungan dan kelembaban
udara. Dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud dengan kelembaban adalah
kelembaban realatif atau relative humidity atau disingkat RH. Angka
kelembaban relatif berkisar antara 0 -100 %. Angka kelembaban relatif sebesar 0
% berarti udara kering ( berarti tidak mengandung uap air), sedangkan 100 %
berarti udara jenuh mengandung uap air dimana akan terjadi titik-titik air (
pengembunan), di alam pengembunan terjadi pada pagi hari. Di Indonesia di
daerah pegunungan umumnya mempunyai kelembaban nisbi yang tinggi, karena
suhunya rendah, sehingga kapasitas udara menampung uap air relatif kecil. Untuk
mengukur kelembaban udara dapat dilakukan dengan menggunakan alat
termohygrometer, atau dapat pula menggunakan alat termometer bola basah bola
kering. Termometer dapat digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban
sekaligus. Untuk mengukur kelembaban baik itu di dalam kandang atau di ruangan
dapat menggunakan termohygrometer dengan cara meletakan alat tersebut pada
dinding kandang atau dinding ruangan tersebut. Apabila di dalam kandang/
ruangan/ lingkungan sekitar kandang terlalu lembab, dapat diberi ventilasi,
lampu penerangan, pemanas atau mengurangi / memangkas tanaman yang menutupi kandang
dan lain sebagainya.
F.
Angin
Angin seperti apa yang telah
disinggung dibagian atas bahwa angin merupakan salah satu unsur iklim. Maksud
Angin adalah udara yang bergerak dikarena adanya perbedaan tekanan udara
disekitarnya. Angin bergerak dari tempat yang bertekanan udara tinggi ketempat
yang bertekan udara yang rendah. Adapun peranan angin dalam bidang peternakan
adalah sangatlah penting, karena berkaitan erat dengan apabila peternak akan
membangun kandang. Kandang ternak yang di bangun hendaklah tidak mengarah
datangnya arah angin, karena apabila bangunan kandang mengarah datangnya arah
angin dapat mengganggu ternak, yaitu ternak bisa kedinginan dan akhirnya dapat
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan ternak terganggu. Dan yang tidak
kalah penting adalah apabila keadan angin terlalu kencang dapat menyebabkan
kandang roboh atau pohon-pohon sekitar bangunan kandang roboh. Untuk
menghindari hal itu, maka pada umumnya peternak apabila bangun kandang selalu
memperhatikan arah datang sumber angin dan membuat bangunan atau penahan angin.
G.
Awan dan hujan
Merupakan hasil kondensasi dari uap
air yang bergerak naik bersama kantong udara. Atau ada yang mengatakan gumpalan
uap air yang terapung di atmosfer yang seperti asap berwarna putih, hitam atau
biru yang ada di langit. Karena sifatnya yang memantulkan dan menyerap radiasi
matahari serta menyerap radiasi bumi maka awan juga ikut menentukan pemanasan
dan pendinginan bumi. Terjadinya hujan pasti di dahulu adanya awan. Tanpa
adanya awan maka hujan tidak akan terjadi. Walaupun demikian tidak selalu kalau
ada awan pasti akan turun hujan. Hujan dapat mempengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhdap pertumbuhan dan perkembangan ternak. Pengaruh
secara tidak langsung adalah dengan adanya hujan maka air akan cukup banyak,
sehingga air tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman pangan atau tanaman
hijauan pakan ternak sehingga tanaman tumbuh dan berkemang baik. Setelah itu
baru diberikan pada ternak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pengaruh
langsung apabila hujan terus menerus dapat menyebabkan keadan suhu di dalam
kandang dan di luar kandang menjadi dingin yang akhirnya dapat menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan ternak dapat terganggu.
H.
Evaporasi (pengupan)
Evaporasi juga termasuk salah satu
unsur iklim, terjadinya proses hujan karena adanya evaporasi atau penguapan.
Evaporasi adalah hilangnya air melalui permukaan tanah dan air. Evaporasi dapat
menyebabkan turunnya suhu suatu permukaan. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi
setiap makluk hidup, jumlah air yang diperlukan oleh ternak tergantung dari
jenis ternak, umur ternak serta faktor lingkungan. Semua ternak akan kehilangan energi melalui
evaporasi, jumlah kehilangan tergantung dari jenis ternaknya, lebar permukaan
tubuh, keadaan bulu dan lain sebagainya. Ternak domba untuk meningkatkan
efisiensi evaporasi dengan pencukuran bulu ( wol) pada saat musim panas. Ternak
unggas untuk meningkatkan efisiensi evaporasinya dengan bernafas terengah-engah
dll.
I.
Lingkungan Ternak
Berdasarkan keberadaan lingkungan ,
lingkungan ternak dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu lingkunga internal dan
lingkungan eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di
dalam tubuh ternak, sedangkan lingkungan eksternal adalah lingkungan yang
berada di luar tubuh ternak . Seperti lingkungan sosial atau lingkungan
kelompok ternak, lingkungan hayati dan lingkungan non hayati. Yang termasuk
dalam lingkungan non hayati diantaranya: racun, obat-obatan, udara,
tanah, debu, air, antibiotik dan lain-lain. Lingkungan hayati sering
disebut lingkungan biologi, yang terdiri dari mikroorganisme, predator, tanaman
dan manusia Lingkungan sosial atau lingkungan kelompok ternak misalnya
pemisahan ternak berdasarkan individu, kelompok, jenis kelamin, umur , tingkat
produksi, kepadatan kandang dan lain-lain.
J.
Iklim Mikro
Yang dimaksud dengan iklim mikro
adalah iklim yang berlaku pada lingkungan terkecil tertentu dan bisa diatur
manusia. Dan iklim mikro ini akan sangat berpengaruh terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan ternak. Misalnya pada saat peternak memelihara
ternak ayam yang masih kecil (DOC) perlu mengatur iklim mikro di dalam
kandang. Yaitu dengan cara membuat broding ring di dalam kandang. Semua itu
dilakukan dengan tujuannya agar ayam yang dipelihara tidak banyak yang mati.
Begitu pula untuk memelihara itik yang masih kecil atau (DOD) keadaan
iklim mikronya juga selalu diperhatikan. Untuk ternak ruminansia seperti sapi,
domba dan kambing yang masih anak juga memerlukan tempat yang teduh, hangat,
kering dan bebas dari cuaca yang dingin. Jadi iklim mikro dalam kandang sangat
mempengaruhi produksi ternak.
K.
Iklim Makro
Sedangkan yang dimaksud dengan
iklim makro adalah iklim yang berlaku di alam bebas atau secara luas tanpa
adanya pengaruh aktivitas manusia.
2.
Permasalahan
Lingkungan Iklim Mikro Kandang Ternak
Ternak unggas tergolong hewan homeothermic (berdarah
panas) dengan ciri spesifik tidak memiliki kelenjar keringat serta hampir semua
bagian tubuhnya tertutup bulu. Kondisi biologis seperti ini menyebabkan ternak
unggas dalam kondisi panas mengalami kesulitan membuang panas tubuhnya ke
lingkungan. Akibatnya, ternak unggas yang dipelihara di daerah tropis rentan
terhadap bahaya stres panas. Stres dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi
pada ternak yang menyebabkan meningkatnya suhu atau stresor lain yang berasal
dari luar ataupun dari dalam tubuh ternak (Ewing et al. 1999), sedangkan Moberg (2000) mendefinisikan
stres sebagai setiap respons biologis yang dapat menimbulkan ancaman dan
mengganggu homeostasis pada hewan, bahkan setiap stresor yang menyebabkan dampak
negatif pada kesejahteraan binatang dapat dikategorikan sebagai stres. Setiap
makhluk hidup memiliki suatu zona fisiologis yang disebut zona homeostasis
(Noor & Seminar 2009). Apabila terjadi stres, maka zona homeostasis ini
akan terganggu dan tubuh akan berusaha mengembalikan ke kondisi sebelum terjadi
stres. Ternak unggas yang menderita stres akan memperlihatkan ciri-ciri
gelisah, banyak minum, nafsu makan menurun dan mengepak-ngepakan sayap di lantai
kandang. Disamping itu, ternak yang menderita stres akan mengalami panting dengan
frekuensi yang berbanding lurus dengan tingkat stres, suhu resital meningkat
yang disertai dengan peningkatan kadar hormon kortikosteron dan ekspresi HSP 70
(Tamzil et al. 2013b). Munculnya stres panas pada ternak unggas dapat menjadi pemicu
munculnya berbagai macam penyakit, laju pertumbuhan dan produksi telur menurun dan
berakhir dengan turunnya tingkat keuntungan.Penurunan produksi (pertumbuhan dan
produksi telur) antara lain disebabkan oleh berkurangnya retensi nitrogen dan
berlanjut ke penurunan daya cerna protein dan beberapa asam amino (Tabiri et
al. 2000).
3. Pengaturan Iklim Mikro Kandang
Demi berhasilnya dalam proses pemeliharaan ternak
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Lingkungan yang berpengaruh dalam
kehidupan ternak sangat kompleks. Pemenuhan kondisi lingkungan yang sesuai
merupakan salah satu syarat menciptakan kenyamanan bagi ternak yang pada
akhirnya akan memberikan produktivitas terbaiknya.
Kondisi temperatur yang baik bagi ternak yaitu
kondisi di mana ternak tidak menunjukkan gejala responsif terhadap temperatur.
Keadaan temperatur juga memengaruhi tingkat kenyamanan bagi ternak baik itu di
dalam kandang maupun di luar kandang, di mana keadaan temperatur yang cocok untuk
kenyamanan bagi setiap jenis ternak berbeda-beda.
a.
Desain
kandang
Untuk itu maka dalam mendesain kandang untuk
masing-masing jenis ternak berbeda-beda. Kandang untuk ternak ruminansia,
berbeda dengan kandang ternak unggas begitu pula untuk aneka ternak. Desain
kandang untuk anak ternak yang baru lahir, berbeda dengan kandang untuk ternak
baru bunting, desain kandang untuk anak yang baru menetas, berbeda
dengan kandang ternak yang dewasa.
b.
Pengaturan
temperatur
1. Menurunkan
temperatur
Untuk pengaturan temperatur atau suhu yang ada di
dalam kandang dapat dilakukan dengan pengaturan ventilasi udara yang ada dalam
kandang. Untuk pengaturan suhu atau temperatur di dalam kandang selain dengan
lubang ventilasi dapat juga dengan menggunakan kipas penyedot (Exhaust Fan).
Kandang ternak dengan sistem close house pada umumnya dilengkapi dengan
fasilitas exhaust fan..
Ternak termasuk homiatherm, yang artinya
ternak tersebut mempunyai kemampuan mengontrol temperatur tubuhnya, sehingga
temperatur tubuhnya tetap atau tidak berubah dengan adanya perubahan temperatur
lingkungan. Temperatur yang berada di suatu tempat atau lingkungan tertentu
dapat berubah dengan adanya perpindahan panas. Ada 4 cara perpindahan panas
diantaranya:
·
Radiasi,
yang dimaksud dengan radiasi yaitu perpindahan panas secara pancaran langsung
·
Konveksi,
yaitu merupakan perpindahan panas melalui aliran udara dari daerah yang panas
ke daerah yang lebih dingin
·
Konduksi
adalah perpindahan panas dengan perambatan melalui medium penghantar panas.
·
Evaporasi,
adalah penguapan air bisa melalui tanah dan air, yang bisa menyebabkan turunnya
suhu suatu permukaan
2. Menaikkan
temperatur
Panas yang ada di dalam kandang ternak akan selalu
berubah. Perubahan panas atau suhu dalam kandang dapat berjalan cepat dan bisa
juga berjalan lambat. Semua itu tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Cara menaikkan temperatur dengan memasang (heater) pemanas
baik yang bersumber dari listrik, gas atau batubara. Menaikkan temperatur
banyak diterapkan pada unggas yang masih kecil (fase starter). Selain menambah
pemanas juga bisa dipasang tirai plastik agar temperatur naik.
3. Mengatur
kelembaban
· Mengatur ventalisai,
jenis atap
· Menjaga air minum tidak
tumpah
· Menjaga kebocoran
kandang
|
|
|
|
Komentar
Posting Komentar