Laporan
Produksi Ternak Potong
KUNJUNGAN
KE BPTU-HPT INDRAPURI
Oleh:
Harianto Arbi
NIM: 1305104010023
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan
merupakan salah satu usaha yang sangat menggiurkan hasilnya. Usaha peternakan ruminansia
saat ini memiliki prospek usaha yang sangat bagus, dimana kebutuhan konsumen
akan produk daging, susu, kulit ,dan lain-lain pada setiap tahunnya semakin meningkat secara
signifikan, salah satu contohnya adalah sapi Aceh, sapi Aceh
merupakan sapi yang berasal dari provinsi Aceh, Indonesia.
Balai
Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak yang ada di Aceh, tepatnya di
Indrapuri merupakan wadah untuk melestarikan sumber daya peternakan sapi aceh
sekaligus tempat untuk mencari plasma nutfah sapi aceh.
1.2
Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri sapi
aceh jantan dan betina.
2. Untuk mengetahui hijauan apa
saja yang ditanam di BPTU Indrapuri.
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mahasiswa/i tentang manajemen
beternak sapi Aceh.
BAB
II
METODOLOGI
KEGIATAN
2.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
2.1.1. Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Fieldtrip ini dilaksanakan
pada tanggal 12 November 2015, pukul 10:00 WIB s/d selesai.
2.1.2. Tempat
Pelaksanaan
Kegiatan fieldtrip ini dilaksanakan di Balai Pembibitan
Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Indrapuri, Aceh Besar, Aceh.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Sapi Aceh
Sapi
Aceh merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia yang telah ditetapkan
oleh pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
2907/Kpts/OT.140/6/2011, yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Aceh
yang dibudayakan secara turun temurun. Sapi Aceh Umumnya diternakkan oleh
masyarakat sebagai penghasil daging. Selain itu juga sebagai ternak kerja,
tabungan, budaya meugang, dan peupok leumo (adu sapi). Beberapa ahli
berpendapat bahwa Bos sundaicus merupakan biangnya sapi-sapi yang ada di Indonesia,
berkembang dan mengalami persilangan berurutan dengan sapi Zebu yang dibawa
oleh orang-orang Hindu. Sapi Aceh yang telah lama dipelihara rakyat merupakan
jenis sapi Zebu tropis berasal dari Bos indicus (Salim, B. 1990).
Sapi
Aceh yang dijumpai di beberapa kabupaten di Provinsi Aceh memiliki fisik lebih
besar dari sapi Sumatera karena lebih banyak disilangkan dengan sapi Benggala
(Zebu) Penampilan Produksi Berat Lahir berat lahir pedet betina sapi Aceh
mencapai 14,75 kg dan pedet jantan mencapai 15,9 kg dengan angka kelahiran
rata-rata 65-85% Produksi Daging Berat karkas sapi Aceh jantan berkisar 129,9
kg dan sapi Aceh betina 109,8 kg. Sedangkan persentase karkas rata-rata 49-51%.
7
keunggulan Sapi Aceh:
1.
Plasma nutfah
2.
Adaptasi terhadap lingkungan tropis sangat baik
3.
Kapabilitas terhadap pakan kualitas jelek
4.
Relative tahan terhadap parasit internal dan
eksternal
5.
Produktivitas baik
6.
Karkas 49-51%
7.
Struktur daging memiliki jaringan lebih halus,
padat, dan lebih baik dari sapi Brahman dan PO
Ciri-ciri
Sapi Aceh
Ciri-ciri Sapi Aceh Jantan:
1.
Warna dominan merah bata dan pada daerah pundak
2.
Berpunuk
3.
Tanduk mengarah ke atas dan lebih besar
4.
Kuping dan daun telinga tidak jatuh, tidak besar
dan agak runcing
5.
Tinggi gumba rata-rata 110 cm (3 tahun)
Ciri-ciri Sapi Aceh Betina:
1.
Warna dominan merah bata
2.
Tidak berpunuk, bagian pundak tidak rata, dan
sedikit menonjol
3.
Tanduk mengarah ke samping, melengkung ke atas
kemudian ke depan dan lebih kecil dari jantan
4.
Kuping dan daun telinga tidak jatuh, tidak besar
dan agak runcing
5.
Tinggi gumbar rata-rata 105 cm (3 Tahun)
3.2.
Sejarah BPTU-HPT (Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak)
Indrapuri
Balai Pembibitan
Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Indrapuri-Acehpertama kali didirikan
bernama Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT dan HMT) oleh
drh. Mohd. Roesli Yusuf (Alm), Kadis Peternakan dan Kakanwil Deptan Provinsi di
Aceh yang merupakan lanjutan dari pilot proyek (small holder) milik Dinas
Peternakan Tk. I Provinsi Aceh dengan SK Mentan Nomor, 313/Kpts/Org/5/1978 pada
tanggal 25 Mei 1978.
Balai
ini didirikan di atas lahan seluas 430 Ha (Sertifikat No.1 tahun 1983
dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Aceh Besar) di Desa Reukih Dayah Kecamatan
Indrapuri Aceh Besar. Selanjutnya pada tahun 2002 BPT dan HMT berubah namanya
menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Aceh Indrapuri-NAD dengan
adanya SK Mentan No. 282/Kpts/TU.210/4/2002 tanggal 6 april 202.
Dalam
pembangunannya BPTU Sapi Aceh Indrapuri – Aceh Terjadi pasang surut akibat
konflik yang berkepanjangan di Aceh dan musibah tsunami 2004 yang sangat
berpengaruh terhadap kegiatan dan kelangsungan balai. Dalam perkembangannya,
BPTU Sapi Aceh Indrapuri-NAD mengalamiperubahan nomenklatur kembali pada tahun
2013 yaitu dengan SK Mentan Nomor: 56/Permentan/OT.140/5/2013 tanggal 24 Mei
2013, BPTU Indrapuri Sapi Aceh Indrapuri berubah namanya menjadi Balai
Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Indrapuri.
3.3.
Hijauan Makanan Ternak (HMT)
HMT
atau Hijauan Makanan Ternak adalah hijauan atau rumput-rumputan yang memiliki
angka kecukupan gizi yang tepat untuk ternak ruminansia, tidak semua rumput
dapat dikategorikan hijauan makanan ternak. Untuk itu peternak perlu menanam
sendiri rumput-rumput unggul yang dikategorikan sebagai HMT. Beberapa jenis HMT
ada berasal dari Indonesia dan banyak juga didatangkan dari luar negeri dan
dikembangkan di Indonesia.
Pakan
dikategorikan HMT adalah rumput atau hijauan yang memiliki nilai kandungan gizi
yang cukup sesuai kebutuhan ternak, khususnya ruminansia. Secara garis besar,
pakan ternak ruminansia bisa dibedakan menjadi dua yakni pakan serat dan pakan
penguat, pakan serat ini diantaranya adalah rumput (HMT) dan penguat adalah
konsentrat.
Beberapa Rumput yang ditanam di Balai
Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan ternak (BPTU-HPT) Indrapuri antara
lain:
1.
Rumput Gajah (Lampiran 1)
2.
Rumput Kolonjono (Lampiran 2)
3.
Rumput Raja (Lampiran 3)
4.
Rumput Sorgum (Lampiran 4)
5.
Rumput Mexico (Lampiran 5)
6.
Rumput Beha (Lampiran 6)
7.
Rumput Benggala (Lampiran 7)
8.
Rumput Lampung (Lampiran 8)
9.
Rumput Bede (Lampiran 9)
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diberikan setelah mengikuti kegiatan fieldtrip ini yaitu:
1. Sapi Aceh tahan terhadap iklim tropis
2. Sapi
Aceh merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia
3. Luas
lahan BPTU-HPT Indrapuri 430 Ha
4. Ada 9
Rumput (HMT) yang ditanam di BPTU-HPT Indrapuri
LAMPIRAN
Lampiran 2: Rumput Gajah
Lampiran 3: Rumput Kolonjono
Lampiran 4: King Grass
Lampiran 5: Sorgum
Lampiran 6: Rumput Mexico
Lampiran 7: Rumput Beha
Lampiran 8: Rumput Benggala
Lampiran 9: Rumput Lampung
Lampiran 10: Rumput Bede
Komentar
Posting Komentar