EKONOMI PRODUKSI PETERNAKAN
|
LAPORAN FIELD TRIP
Oleh
:
HARIANTO
ARBI
1305104010023
1305104010023
UNIVERSITAS SYIAH
KUALA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PETERNAKAN
BANDA ACEH
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan
merupakan salah satu usaha yang sangat menggiurkan hasilnya. Usaha peternakan unggas
dan ruminansia saat ini memiliki prospek usaha yang sangat bagus, dimana kebutuhan konsumen
akan produk daging, susu, telur,dan lain-lain pada setiap tahunnya semakin meningkat secara
signifikan.
Ilmu
dan Pengetahuan Mahasiswa dalam memelihara dan membudidayakan hewan ternak sangat kurang
sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan tersebut. Cara yang
mudah untuk menambah wawasan tersebut ialah dengan terjun langsung ke lapangan,
mungkin ini cara yang efektif sehingga kami melakukan Fieldtrip. Dalam kegiatan
Fieldtrip ini mungkin banyak ilmu yang didapat dan dapat diaplikasikan
kedepannya.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui cara-cara pemeliharaan ternak.
2. Untuk menambah wawasan
dan pengetahuan mahasiswa tentang
budidaya ternak.
3. Untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan
mahasiswa.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa
dapat mengetahui cara memelihara,
pemasaran, dan budidaya ternak secara teknis.
2. Pengetahuan
dan wawasan mahasiswa meningkat.
BAB II
METODOLOGI
KEGIATAN
2.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
2.1.1. Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Fieldtrip ini dilaksanakan
pada tanggal 27 Mei 2014 pukul 10.00 WIB s/d selesai.
2.1.2. Tempat
Pelaksanaan
Kegiatan
Field Trip ini dilaksanakan di 3 tempat yaitu:
Pertama : UD.
Bina Usaha di Luboh Batee, Lambaro, Aceh Besar milik Bapak Syahrul S.Pt.
Kedua : UD.
Niwatori di Lambaro milik Bapak Dr.Ir. M. Yunus M.sc.
Ketiga :
UD. Indojaya Agrinusa di Desa Durong, Ujung Batee milik Bapak Yudi.
2.2 Metode
Metode yang kami gunakan untuk
mendapatkan informasi dalam Fieldtrip ini yaitu dengan metode wawancara.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Kunjungan di UD. Bina Usaha
3.1.1 Ayam Kalasan ( Ayam Belah Empat)
Peternakan di UD. Bina Usaha yang dikembangkan oleh Pak
Syahrul ialah ayam kalasan
(ayam belah empat) yang berasal dari
Australia. usaha peternakan
ini berdiri pada januari tahun 2014. Ukuran kandang 3,5 x 60 m2
dengan kapasitas 5000 ekor. Terdapat 2 kandang. Sistem kandang yang digunakan
yaitu sistem kandang postal yang diberi sekat. Setiap sekat berjumlah 500 ekor.
Guna sekat yaitu agar tidak terjadi penumpukan pada ayam dan agar ayam tidak
lari jauh. Modal untuk pembuatan kandang dan peralatan yaitu 30 juta. Ayam masuk pada 6 januarai
2014 yang berjumlah 3000 ekor. Pada bulan maret ditambah lagi sebanyak 8000
ekor. Harga DOC yaitu Rp. 2100. Jumlah pegawai sebanyak 4 orang.
Pakan yang diberikan yaitu CP 511 polos selama
1 minggu. Bravo N511 diberikan pada umur 2 minggu – 4 minggu. Bravo 512
diberikan pada umur 4 minggu keatas atau sampai panen. Jumlah pakan yang dihabiskan
untuk 1 ekor ayam sampai panen yaitu 1,3 Kg. Harga pakan CP 511 polos yaitu Rp.
365.000/sak (50 Kg). Bravo N511 yaitu Rp. 353.000/sak. Bravo 512 348.000/sak.
Vaksin dengan ND lasotta pada umur 2
hari dengan cara diteteskan pada mata ayam. Umur 10 – 12 hari divaksin dengan
gumboro yaitu vaksin untuk kekebalan tubuh ayam dengan cara pemberian
diteteskan pada mulut.
Ayam dipanen pada umur 40 – 45 hari dengan
berat 7-8 ons. Harga jual untuk per ekornya yaitu Rp.16000 – Rp.17.000.
Pemanenan dilakukan dengan tahapan. Yaitu 1 minggu 1 kali panen. Pemasaran
dilakukan dengan cara agen datang langsung ke lokasi. Pembayaran dapat berupa
uang cash dan kredit. Untuk keuntungan per 1000 ekor yaitu 4 juta.
3.1.2 Kambing
Kambing yang dikembangkan
yaitu kambing etawa dan kambing kacang. Kambing etawa disini tidak memproduksi
susu melainkan untuk diambil dagingnya. Kambing etawa tersebar luar di Asia
Tenggara dan negara-negara lain. Kambing ini besar, bertelinga besar, bulunya
bervariasi, putih, coklat dan hitam, telinganya menggantung kebawah.
Kambing kacang berasal dari Malaysia dan
Indonesia. Jumlahnya sangat banyak dibanding bangsa kambing lain. Kambing ini
berukuran kecil, tahan keadaan buruk, lincah, mudah menyesuaika diri dan
warnany bervariasi seperti hitam, coklat, putih atau kombinasi warna-warna
tersebut.
Kambing awal masuk berjumlah 40 ekor. Kambing
kacang 10 ekor dan kambing etawa 30 ekor. Jantan 17 ekor yang dewasa termasuk
kambing kacang dan etawa. Pakan yang diberikan untuk kambing ini yaitu ampas
tahu, rumput dan batang pisang. Harga ampas tahu Rp.3000/4 ember. Vitamin yang
diberikan yaitu B kompleks dengan perlakuan 1 bulan 2 kali. Penyakit yang
sering menyerang yaitu bisul dan kurap. Kambing dapat dijual jika telah
mencapai umur 6 bulan atau tergantung permintaan konsumen.
3.2 Kunjungan di UD.
Niwatori
3.2.1
Sejarah UD. Niwatori
UD. Niwatori yang dimiliki oleh Bapak
Dr.Ir. M Yunus M.Sc yang
berdiri pada tahun 2002. Ayam masuk awalnya berjumlah 3500 ekor, lalu ditambah
lagi menjadi 18.000 ekor. Awalnya terdapat 2 kandang untuk ayam arab jenis
petelur. Lalu pada tahun 2004 terjadi
bencana yang sangat dahsyat yaitu gempa yang berkekuatan 8,9 Skala Richter dan
disusul tsunami yang memporakporandakan UD. Niwatori.
3.2.2 Komoditi Ternak
Pada Usaha Peternakan milik
Pak Dr.Ir. M Yunus M.Sc terdapat 5 komoditi ternak yang diusahakan, yaitu:
● Ayam
petelur unggulan,
● Ayam
Arab jenis petelur,
● Bebek
petelur,
● Sapi
potong dan
● Sapi
perah.
1. Ayam Petelur
Ayam
petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil
telurnya.
Saat ini jumlah ayam petelur yang ada di
peternakan Bapak M Yunus
berjumlah 20000 ekor. Bibit ayam-ayam didistribusikan dari Medan. Umur bibit
ayam pada saat dimasukan adalah berumur 3 bulan. Ayam mulai berproduksi pada
umur 4,5-5 bulan, dan ayam petelur akan berproduksi sampai umur 0.5-1.5 tahun,
selebih produksi ayam akan menurun, dan pada umur kira-kira 2 tahun 3 bulan
ayam tidak berproduksi lagi. Ayam bertelur pada pukul 9 pagi hingga pukul 6
sore. Kegiatan pengutipan telur dilakukan pada puku 12 siang dan setelah
pemberian pakan untuk siang harinya. Persentase produktivitas ayam petelur
adalah mencapai 80 % dari total ayam, sedangkan kegagalan bertelurnya bisa
mencapai 20 %.
Pada usaha peternakan ayam petelur
terdapat 5 orang tenaga kerja tetap, dimana satu kandang ditangani oleh satu
orang tenaga kerja. Upah per tenaga kerja adalah Rp 1.500.000/bulan. Pada usaha
tersebut, jumlah kandang yang dimiliki sebanyak 5 kandang, luas satu kandangnya
adalah 60 x 8 m2. Tipe kandang yang digunakan adalah kandang bateray atau
kandang besi. Per kandang diisi sebanyak 3600 ekor ayam petelur. Setiap kandang
terdapat blok-blok kecil, dimana satu blok diisi oleh 2 ekor ayam petelur.
Jenis pakan yang diberikan adalah 324-1
dari PT. Charoen Pokphand Indonesia di Medan. Pakan yang dipesan biasanya dari
perusahaan Pokphand, Golkoin, dan Bolpit. Konsumsi pakan adalah 110 gram per
ekor. Harga pembelian pakan satu sak isi 50 kg adalah sekitar Rp
235.000-237.000/sak. Pemberian pakan diberikan pada jam 7-9 pagi dan jam 2
siang. Sedangkan pemberian minum dilakukan dengan menggunakan sistem nipple,
dan pemberian minum yang menggunakan vitamin dilakukan selang 3 hari setelah
pemberian air minum biasa.
2. Ayam Arab Jenis Petelur
Ayam arab merupakan jenis ayam petelur
yang sering disebut dengan istilah brakel kriel-silver. Ayam ini mudah dikenali
dari warna bulu pada leher yang putih mengkilap, sedangkan bulu punggung
berwarna putih dengan bintik hitam.
Pada usaha peternakan tersebut jumlah
ayam arab yang dipelihara berjumlah 6000 ekor, tetapi yang memproduksi telur
hanya 3000 ekor. Dengan luas kandang yang digunakan pada peternakan tersebut
seluas 40x6 m2.
Bibit
berasal dari Medan, bibit yang dimasukkan berumur 4 bulan. Ayam Arab
berproduksi pada umur 5 bulan, dalam sehari ayam arab menghasilkan telur
sekitar 1200 butir. Ayam arab akan berproduksi sampai umur 1,5 tahun. Pengutipan telur dilakukan pada sore
hari. Tenaga kerja ditempat usaha tersebut sebanyak 2 orang dengan gaji
Rp.1.500.000/ orang/bulan.
Pemberian pakan harus memperhatikan
jumlah dan mutunya. Ayam arab bersifat kanibal sehingga pemberian pakan pada
ayam arab harus teratur agar tidak saling terjadi kanibalisasi dan menyerang.
Jenis pakan yang diberikan pada ayam arab adalah jenis 324 m-1 dari PT. Charoen
Pokphand Indonesia. Kebutuhan pakan yang diperlukan untuk semua ayam arab adalah
150 kg/hari (3 sak).
Ayam arab lebih tahan terhadap serangan
penyakit dibanding dengan ayam ras dan ayam buras lainya, namun bukan berarti
kebal. Jenis penyakit yang sering menyerang ayam arab antara lain: Newcastel
desease (ND) atau tetelo. Untuk mencegah penyakit yang sering menyerang ayam
arab maka diberikan vaksin 3 bulan sekali dan pembersihan atau sanitasi kandang
seminggu sekali.
Telur akan dipasarkan di seputaran
Lambaro dan kota Banda, dengan harga per butir telur adalah Rp.1500, dan harga
di tingkat peternakan sendiri sekitar Rp.1200. Sedangkan untuk ayam afkir akan
dipasarkan di daerah yang sama yaitu dengan harga Rp.30.000/ekor.
3. Bebek Petelur
Budidaya bebek memiliki prospek yang
cukup menjanjikan. Karena bebek petelur selain menghasilkan telur juga bisa
menghasilkan daging. Permintaan akan pangan semakin tinggi khususnya kebutuhan
akan protein hewani. Protein hewani bisa diperoleh salah satunya melalui telur.
Bebek merupakan unggas air yang cenderung mengarah pada produksi telur, dengan
ciri-ciri umum : tubuh ramping, dan lincah.
Pada usaha peternakan tersebut bebek
yang digunakan yaitu bebek ratu dengan ciri cangkang telur berwarna
hijau. Terdapat 1000 ekor bebek petelur dengan umur 8 bulan. Jenis kandang pada
bebek petelur ada yang postal dan panggung. Kandang postal yaitu kandang yg tidak berpanggung dimana
tanah langsung yang menjadi
alasnya. DOD untuk bebek petelur
dalam usaha tersebut adalah 0-1 bulan.
Produksi bebek petelur sendiri lumayan
tinggi yaitu sekitar 700 butir per hari. Pengutipan
telur dilakukan pada pagi hari. Telur yang telah dipanen akan dijual di sekitar
Aceh Besar dan Banda Aceh.
Pakan yang diberikan pada bebek petelur
adalah pakan 234 HI-PRO-VITE. Bebek petelur juga bisa terserang penyakit,
penyakit yang sering menyerangnya adalah penyakit lumpuh.
4. Sapi Potong
Sapi potong merupakan sapi penghasil
daging. Pada peternakan sapi di lambaro populasi sapi 13 ekor dengan jenis sapi
beragam yaitu:
a. Sapi
Banteng
Sapi banteng jantan memiliki kulit
berwarna biru-hitam atau atau coklat gelap, tanduk panjang melengkung ke atas,
dan punuk di bagian pundak. Memiliki bagian putih pada kaki bagian bawah dan
pantat, punuk putih, serta warna putih disekitar mata dan moncongnya, walaupun
terdapat sedikit dimorfisme seksual pada ciri-ciri tersebut. Sekarang berat
badan sapi banteng di peternakan milik Pak Yunus adalah 480 kg.
b.
Sapi Brahman
Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk
besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan
banyak lipatan-lipatan. Pembelian
bibit pertama berumur 6 bulan sekarang sudah berumur 3,5 tahun dengan berat 580
kg.
c.
Sapi Limousin
Perkembangan pertumbuhan sapi Limousin
termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya. Berat sapi
Limoausin dipeternakan tersebut 650 kg.
d. Sapi Simmental (metal)
Sapi ini merupakan sapi tipe perah dan
pedaging, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1.150 kg sedang
betina dewasanya 800 kg.
e. Sapi
Madura
Ciri-ciri sapi Madura yaitu bentuk
tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan
tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang
kurang jelas, bertanduk khas dan jantannya bergumba.
f. Sapi
PO (Peranakan Ongole)
Karakteristik sapi PO adalah warna bulu
putih abu-abu dengan warna hitam di sekeliling mata, mempunyai gumba dan
gelambir yang besar menggelantung, saat mencapai umur dewasa yang jantan
mempunyai berat badan kurang dari 600 kg dan yang betina kurang dari 450 kg.
Saat ini sapi potong dipeternakan
tersebut berumur 3,5 tahun, dengan berat badan 580 kg. Pakan yang diberikan
pada sapi potong selain pakan alami ada juga konsentrat yang diberikan setiap
hari dari jam 8 sampai jam 3 sore sebanyak 50 kg per hari. Bahan –bahan yang
digunakan dalam pembuatan konsentrat adalah ampas tahu, dedak, sagu, jerami
kering dengan harga Rp 2000/karung (1 karung=7 Kg), 1.5 bungkil kelapa, kacang
kuning 0.5 kg, malases 2 liter. Konsentrat diberikan pada jam 9 pagi dan jam 5.
Kebutuhan konsentrat per hari adalah 500 kg. Sore sebanyak 10 liter pagi dan 20
liter sore.
Kandang yang digunakan bertipe ganda
penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling
bertolak belakang. Kandang dibersihkan 2x sehari.
Lantai terbuat dari semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran
sapi. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan. Perkandangan
untuk sapi potong dibuat per kamar, tiap kamar diisi oleh 3 sapi potong.
Penyakit yang menyerang sapi potong
adalah penyakit cacingan. Penyakit cacingan dapat diatasi dengan pemberian obat cacing dengan
biaya yang dikeluarkan adalah Rp.8000/ekor/hari.
5. Sapi Perah
Jenis sapi yang ada yaitu jenis Peranakan
Friesien Holstein (PFH). Jumlah sapi perah semuanya pada peternakan Pak Yunus
ada 17 ekor, sapi perah dewasa 10 ekor dan anak sapi 7 ekor. Bibit pertama yang
dibeli berumur 3 tahun dengan harga 22 juta/ ekor.
Pada masa laktasi (menyusui) pertama
susu yang dihasilkan 4 liter, maksimum susu yang dihasilkan adalah 37 liter,
susu dijual Rp. 20.000/ liter. Sapi perah dalam usaha tersebut diperah sebanyak
dua kali sehari. Pemasaran susu dijual secara langsung ditempat usaha
peternakan tersebut.
Sapi perah selain diberi pakan alami
juga diberikan konsentrat sebannyak 10 kg/ekor/hari, diberikan pada saat pagi
jam 9 dan sore jam 5. Perbandingan pakan pada sapi perah ialah 60 hijauan : 40
konsetrat. Hijauan yang diberikan seperti rumput gajah. Bahan-bahan untuk
dijadikan konsentrat sendiri antara lain seperti sagu, ampas sawit, ekstrak
bungkil sawit, dedak, tepung jagung, ekstrak bungkil sawit dengan harga Rp
800/kg dan malases dengan harga Rp 6000/kg yang diperoleh dari Medan.
Biaya yang dikeluarkan oleh usaha
tersebut untuk biaya pakan adalah sekitar Rp 1200-Rp1400 per kg. Alat untuk
pembuatan konsentrat disebut meal, dan juga digunakan mixer sebagai pengaduk
pada proses pembuatan.
Penyakit yang sering menyerang sapi
perah di usaha peternakan tersebut antara lain penyakit kembung, cacingan,
demam, dan radang ambing (mastitis). Radang ambing (mastitis) disebabkan oleh
bakteri Streptococcus agalactiae dan Staphilocossus aureus. Radang ambing
(mastitis) dapat dicegah dengan
melakukan pembersihan kandang terutama pada lantai dan dapat pula
diatasi dengan suntik antibiotik seperti pennicilin, Terramycin dll. Penyakit
mastitis terjadi apabila susu sapi perah tidak pernah di perah.
Sistem kandang untuk sapi perah manggunakan
sistem kandang koloni. Satu kamar kandang diisi oleh seekor sapi perah.
3.3 Kunjungan di UD.
Indojaya Agrinusa
Ternak
yang dikembangkan disini
yaitu ayam broiler. UD. Indojaya Agrinusa ini bermitra dengan Java. Semua
kebutuhan ternak seperti bibit, pakan, vaksin dan vitamin ditanggung oleh Java.
Pak Yudi (pembudidaya) hanya menyediakan
kandang dan memeliharanya.
Hasil dari pemeliharaannya
akan dibagi 2. Pak Yudi sudah bekerja sama selama 4 tahun. Mulai beternak tahun
2010.
Ukuran kandang yaitu 8x40 m2 dengan
kapasitas 3000 ekor. Yang diternakkan berjumlah 6000 ekor. Lokasi kandang
berada diatas bukit dan jauh dari keramaian dan perumahan penduduk. Sistem
kandang yang digunakan yaitu sistem panggung. Sistem ini lebih efisien dan
lebih nyaman bagi ayam karena udara bebas keluar masuk sehingga ayam terhindar
dari heat stress. Di dalam kandang terdapat radio yang setiap hari di nyalakan
untuk membiasakan ayam dengan suara bising. Biaya membangun kandang yaitu 63
juta. Biaya tempat pakan yaitu 8 juta.
Bibit yang digunakan yaitu jenis Lohman
denga berat awal 37 gram. Ayam dibangunkan 3 jam sekali pada malam hari. Vaksin
dengan ND umur 2-4 hari. Vaksin dengan IBD umur 12-18 hari.
Pakan yang digunakan yaitu FC 01 untuk
umur 0 – 5 hari. TMS 01 untuk umur 5 – 20 hari. TMS 02 untuk umur 20 hari
keatas (sampai panen).
Vitamin yang digunkan yaitu konsumik dan
vitakur untuk umur 0 – 5 hari. Dengan oktaflok untuk umur 5 – 10 hari. Dengan
agrikarifit untuk umur 10 – 15 hari. Dega kolamoks dan vimun untuk umur 15 – 20
hari. Dengan durakol dan vigosin untuk umur 20 keatas.
Keuntungan bermitra dengan Java yaitu
disaat harga ayam turun, upah untuk Pak Yudi tetap labil (tidak mengalami
penurunan). Jika FCR rendah pada saat dipanen maka Pak Yudi mendapat bonus dari
Java. Jika ayam sudah mencapai berat 1,1 Kg maka sudah bisa dipanen dan Java
sendiri yang memanennya. Hal ini menguntungkan peternak karena jika terlalu
lama dipanen maka kemungkinan terserang penyakit semakin besar.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan setelah
mengikuti fieldtrip ini yaitu:
a. Usaha peternakan juga dapat mensukseskan kita nantinya.
b. Dalam pemeliharaan
ternak, kebersihan kandanglah yang sangat diutamakan.
c.
Hasil dari usaha peternakan sangat menjanjikan untuk
kedepannya.
d.
Pada usaha peternakan pembudidayaan unggas dan ruminansia milik Pak Dr.Ir. M
Yunus M.Sc terdapat 5 komoditi ternak yang diusahakan, yaitu: Ayam petelur
unggulan, Ayam arab jenis petelur, Bebek petelur, Sapi potong dan sapi perah.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah
mengikuti fieldtrip budidaya peternakan di Aceh Besar adalah:
a. Sebaiknya
sangat dibutuhkan promosi pemasaran kepada masyarakat.
b. Akan
lebih baik jika pemeliharaan dilakukan dengan teknologi yang canggih, seperti
dinegara Australia.
c. Kebersihan
kandang harus lebih dijaga lagi, agar penyakit tidak mudah datang.
Komentar
Posting Komentar