Langsung ke konten utama

CONTOH LAPORAN PRAKTEK LAPANG (PL) MAHASISWA PROGRAM STUDI PETERNAKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA (UNSYIAH)

USAHA DULU BOSS


PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DI IE SUUM

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DI IE SUUM 

PRAKTEK LAPANG (PL) PRODI PETERNAKAN UNSYIAH DI IE SUUM 

SAPI SIMENTAL BULU HITAM DI UD.NIWATORI 

FOTO BERSAMA PEMILIK UD.NIWATORI  

SAPI BRANGUS DI UD.NIWATORI  


SAPI SIMENTAL DI UD.NIWATORI  

SAPI LIMOSIN DI UD.NIWATORI  

PENIMBANGAN SAPI BRANGUS DI UD.NIWATORI  

  
SAPI SIMENTAL BULU HITAM DI UD.NIWATORI  

PENIMBANGAN SAPI SIMENTAL BULU HITAM DI UD.NIWATOR




Laporan Praktek Lapangan (PL)




Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, sangat banyak nikmat yang telah Allah berikan di bumi ini kepada kita semua, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek lapangan ini dengan judul “Manajemen Pemeliharaan Sapi Simental Bulu Hitam di UD. NIWATORI
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. M. Yunus, M. Sc selaku pembimbing, Bapak Dr. Ir. M. Aman Yaman, M. Agric. Sc dan Ibu Ir. Cut Aida Fitri, M. Si selaku koordinator dan wakil koordinator mata kuliah Praktek Lapang, serta Ibu Dr. Ir. Eka Meutia Sari, M. Sc sebagai ketua Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.
            Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca, amin ya rabbal’alamin.

            Banda AcehJanuari 2017


                                                                                                                       
                                                                                                                            Penulis







                        Sapi simental berasal dari daerah simme di negara Switzerland tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, sapi ini bangsa Bos taurus. Sapi simental merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata) namun ada juga yg berwarna hitam, dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor berwarna putih, berat sapi jantan dewasanya mampu mencapai 1150 kg sedangkan betina dewasanya mencapai berat 800 kg.
                        Sapi simental memiliki bentuk tubuh yang kekar dan berotot, sapi jenis ini sangat cocok dipelihara ditempat yang iklimnya sedang. Secara genetik, sapi simental merupakan sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, memiliki volume rumen yang besar. Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari. Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong, faktor yang sangat mempengaruhi dalam beternak sapi potong salah satunya ialah manajemen pemeliharaan.
                          
     Tujuan dari pelaksanaan praktek lapangan ini yaitu:
1.      Untuk mencari ilmu yang dapat diterapkan pada peternak terutama untuk diri sendiri.
2.      Belajar untuk menjadi peternak yang sukses.
3.      Memaksimalkan keterampilan mahasiswa/i yang diperoleh selama masa perkuliahan.
4.  Menerapkan sikap disiplin, rasa tanggung jawab, dan bekerja secara profesional dalam bertugas sebagai peternak sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

     Manfaat dari pelaksanaan praktek lapangan ini adalah:
1.      Memperoleh pengalaman kerja sebagai peternak secara langsung.
2.      Memperoleh pelajaran dan ilmu pengetahuan tentang tata cara pemeliharaan ternak yang baik.
3.      Mengetahui manajemen pemeliharaan ternak khususnya sapi potong.






  




2.1  Pemberian Pakan
            Pakan yang diberikan untuk sapi simental bulu hitam yang ada di UD. Niwatori terdiri dari hijauan, konsentrat + bungkil sawit, ampas tahu, dan gedebong pisang. Pemberian konsentrat + bungjkil sawit dilakukan pada pagi hari tanpa diberikan hijauan, sedangkan pemberian hijauan dan ampas tahu dilakukan pada sore hari. Hal ini sesuai dengan saran Balkey dan Bade (1988), dengan tujuan proses pencernaan terhadap konsentrat bisa relatif lebih singkat waktunya, sehingga retensi nutrisi yang diperoleh akan lebih besar dan mempunyai efek perangsang terhadap mikroba rumen. Konsentrat juga berfungsi untuk menutupi kekurangan zat gizi dalam rumput atau hijauan, karena pakan penguat terdiri dari berbagai bahan pakan biji-bijian dan hasil ikutan dari hasil pengolahan hasil pertanian maupun industri lainnya (Syarief dan Sumoprastowo, 1985).
            Sebelum hijauan diberikan dilakukan pencacahan terlebih dahulu menggunakan coper, hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (1996) yang menyatakan bahwa, hijauan yang dicacah dapat meningkatkan nilai kecernaan dari hijauan dan meningkatkan konsumsi pakan.

 2.2 Pemberian Air Minum
            Sebagian besar kebutuhan air bagi ternak ruminansia dipenuhi dari air minum dan selebihnya berasal dari pakan serta dari proses metabolisme yang terjadi pada tubuh ternak. Jumlah air yang diminum tergantung pada ukuran tubuh, temperature lingkungan, kelembaban udara dan jumlah air pada pakan (Muljana, 1987).

2.3 Manajemen Perkandangan
            Kandang adalah bangunan sebagai tempat tinggal ternak yang ditujukan untuk melindungi ternak terhadap gangguan dari luar yang dapat merugikan seperti, terik matahari, hujan, angin, gangguan binatang buas, serta untuk memudahkan dalam pengelolaan (Nurdin, 2011).
            Sistem perkandangan di UD. Niwatori menggunakan sistem intensif, dimana sapi tidak dilepas di padang penggembalaan, melainkan hanya didalam kandang sampai sapi dipanen. Kandang harus selalu dibersihkan dari kotoran maupun feces.

2.4 Manajemen Kesehatan
            Dalam peternakan sapi potong ada berbagai macam jenis penyakit, baik itu yang disebabkan manajemen yang kurang baik, bakteri, virus, parasit dan agen penyebab penyakit yang lain. Pengendalian penyakit yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit dari pada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah menjaga kebersihan kandang, memisahkan sapi yang sakit dengan yang sehat agar penyakit tidak tertular,  serta pemberian vitamin dan vaksin secara rutin. Pendapat Fikar dan Ruhyadi (2010) bahwa penyakit cacingan dapat dicegah dengan memberikan obat cacing secara rutin setiap 6 bulan sekali sesuai dosis yang dianjurkan.
2.5 Penanganan Limbah
            Limbah peternakan merupakan buangan yang meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari usaha peternakan yang bersifat padat, cair, gas, dan sisa pakan (Pariera, 2009). Oleh karena itu, limbah peternakan perlu diperhatikan untuk dapat dimanfaatkan, sehingga tecipta sistem peternakan yang ramah lingkungan.
            Sebagian besar limbah atau feces sapi yang dihasilkan dari peternakan UD. Niwatori diletakkan disudut kandang hingga nanti akan dijadikan sebagai pupuk kompos, terkadang ada juga warga yang membeli limbah feces untuk dibuat menjadi pupuk kompos. Kompos merupakan produk akhir dari proses pengomposan limbah organik, yang tersusun dari senyawa yang organik dan anorganik yang stabil, tidak berbau, berwarna coklat tua hingga kehitaman, lembab, dan aman digunakan sebagai pupuk ataupun memperbaiki fisik tanah. Pengomposan merupakan degradasi dan stabilisasi bahan organik secara aerob yang dilakukan oleh mikroorganisme dibawah kondisi lingkungan yang terkendali dengan hasil akhir berupa produk mirip humus (Triatmojo, 2008)












3.1 Tempat, Lokasi dan Tanggal Pelaksanaan
            Kegiatan praktek lapangan ini dilaksanakan di UD. Niwatori Desa. Meunasah Krueng, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar yang berlangsung dari tanggal 01 Desember sampai 22 Desember 2016.

3.2 Profil UD. Niwatori
      Adapun profil usaha peternakan UD. Niwatori ini adalah sebagai berikut:
Nama Usaha                : UD. Niwatori.
Nama Pemilik              : Dr. Ir. M. Yunus, M. Sc
Jenis Izin Usaha          : UD
Jenis Usaha                  : Produksi daging sapi potong dan ayam petelur

Skala Usaha                 : 46 ekor sapi potong dan 570 ekor ayam arab








4.1 Jenis Kegiatan yang Dilaksanakan
            Jenis kegiatan yang dilaksanakan selama praktek lapangan (PL) di UD. Niwatori yaitu melakukan aktivitas setiap harinya yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan sapi potong dilokasi praktek lapangan dibawah bimbingan tutor yang meliputi:
1.      Pengarahan kegiatan oleh bapak M. Yunus selaku pemilik usaha
2.      Pembagian kelompok sapi yang akan dicatat datanya
3.      Penimbangan berat badan awal
4.      Pemberian pakan, berupa:
·         Konsentrat + Bungkil Kelapa Sawit
·         Hijauan
·         Ampas tahu
·         Gedebong (batang) pisang
4. Pemberian minum, berupa:
·         Air tempe
·         Air sumur
5. Memotong rumput di padang penggembalaan
6. Mencoper rumput
7. Membersihkan kandang
8. Membersihkan tempat minum dan tempat pakan
9. Menanam pohon pisang
10. Membuat MOL
11. Penimbangan berat badan akhir

4.2 Hasil Kegiatan yang Dilaksanakan
            Hasil dari kegiatan yang dilaksanakan selama praktek lapangan (PL) yaitu mengetahui berat badan awal dan berat badan akhir sapi simental bulu hitam, sapi simental bulu hitam diberi kode A1 yang terletak dikandang sebelah kanan, A2 yang dijual pada hari ke 10 pelaksanaan Praktek Lapangan (PL) terletak dikandang sebelah kanan, dan B3 terletak dikandang sebelah kiri.
Sapi di UD. Niwatori dijual seharga Rp.50.000/kg berat hidup.

·         Berat badan awal sapi A1 = 619 kg
·         Berat badan akhir sapi A1 = 636 kg
·         Kenaikan berat badan selama kegiatan Praktek Lapangan (PL) atau selama 20 hari adalah 17 kg
·         Kenaikan BB per hari: 17 kg/ 20 = 0.85 kg/ hari
·         Harga sapi A1: 636kg X 50.000 = Rp. 31.800.000

·         Berat badan awal sapi A2 = 578 kg
·         Berat badan akhir sapi A2 = 589 kg
·         Kenaikan berat badan selama 10 hari adalah 11 kg
·         Kenaikan BB per hari: 11 kg/ 10 = 1.1 kg/ hari
·         Harga sapi A2: 589kg X 50.000 = Rp. 29.150.000

·         Berat badan awal sapi B3 = 605 kg
·         Berat badan akhir sapi B3 = 652 kg
·         Kenaikan berat badan selama kegiatan Praktek Lapangan (PL) atau selama 20 hari adalah 47 kg
·         Kenaikan BB per hari: 47 kg/ 20 = 2.35 kg/ hari
·         Harga sapi B3: 652kg X 50.000 = Rp.32.600.000

4.3 Pembahasan
            Manajemen pemeliharaan sapi simental bulu hitam di UD. Niwatori meliputi pemberian pakan, pemberian air minum, manajemen perkandangan, manajemen kesehatan, dan penanganan limbah. Kenaikan berat badan pada 3 ekor sapi yang diteliti selama 22 hari disebabkan karena manajemen kegiatan yang baik sehingga diperoleh kenaikan berat badan sapi. Penambahan berat badan pada sapi A1 yaitu 17 kg dimana berat badan awal 619 kg dan bertambah menjadi 636 kg. Pada sapi A2 penambahan berat badan yaitu 11 kg dengan berat badan awal 578 kg dan mengalami penambahan berat badan menjadi 589 kg. Dan sapi yang ketiga yaitu B3 penambahan berat badan yaitu 47 kg dimana berat badan awal 605 kg dan menjadi 652 kg setelah mengalami kenaikan.
            Kenaikan berat badan dari ketiga sapi yang diteliti disebabkan karena manajemen kegiatan yang dilakukan dimana pakan yang diberikan untuk sapi simental bulu hitam yang ada di UD. Niwatori terdiri dari hijauan, konsentrat + bungkil sawit, ampas tahu, dan gedebong pisang. Pemberian konsentrat + bungjkil sawit dilakukan pada pagi hari tanpa diberikan hijauan, sedangkan pemberian hijauan dan ampas tahu dilakukan pada sore hari.
Manajemen pemberian air minum di usaha peternakan UD. Niwatori selain diberikan air sumur juga diberikan air tempe sebagai air minum untuk sapi. Pada pagi hari sapi diberi air tempe terlebih dahulu, setelah itu barulah sapi diberi pakan berupa konsentrat + bungkil kelapa sawit dengan cara dicampur dengan air tempe. Sedangkan pada sore hari ternak diberi pakan hijauan terlebih dahulu, setelah itu barulah diberi air tempe dengan cara dicampur dengan pakan. Faktor ini juga yang menyebabkan kenaikan berat badan dari ketiga sapi yang diteliti karena nutrisi yag diperoleh dari air tempe dan pakan hijau tersebut.
Sistem manajemen perkandangan di UD. Niwatori menggunakan sistem intensif, dimana sapi tidak dilepas di padang penggembalaan, melainkan hanya didalam kandang sampai sapi dipanen. Untuk menghasilkan sapi yang bernilai tinggi tidak hanya di perhatikan kenaikan berat badan saja tetapi juga perlu diperhatikan manajemen kesehatan sapi dan juga kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan dari kotoran maupun feces. Di UD. Niwatori pemeriksaan kesehatan sapi simental bulu hitam dilakukan apa bila sapi mulai menunjukkan tanda-tanda atau gejala terkena penyakit seperti: nafsu makan berkurang, minum sedikit dan lambat, terdapat cairan disekitar mulut dan mata, mata suram dan cekung.
Penanganan limbah perlu dilakukan karena berpengaruh terhadap kesehatan sapi sehingga berdampak pada nilai dari sapi tersebut. Pada peternakan UD. Niwatori sebagian besar limbah atau feces sapi yang dihasilkan diletakkan disudut kandang hingga nanti akan dijadikan sebagai pupuk kompos, terkadang ada juga warga yang membeli limbah feces untuk dibuat menjadi pupuk kompos. Kompos merupakan produk akhir dari proses pengomposan limbah organik, yang tersusun dari senyawa yang organik dan anorganik yang stabil, tidak berbau, berwarna coklat tua hingga kehitaman, lembab, dan aman digunakan sebagai pupuk ataupun memperbaiki fisik tanah.






BAB V


                       Dari hasil Praktek Lapangan (PL) yang dilakukan selama 21 hari dari tanggal 01 sampai 22 Desember di UD. Niwatori dapat disimpulkan bahwa manajemen pemeliharaan sapi simental bulu hitam terdiri dari manajemen pemberian pakan, manajemen pemberian minum, manajemen perkandangan, manajemen kesehatan, dan manajemen penanganan limbah.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bangsa-Bangsa Sapi Didunia

Bos taurus a.    Sapi Aberden-Angus Sapi jenis ini berasal dari daerah Skotlandia,dengan ciri-ciri berbulu hitam agak panjang, keriting, halus, dan tidak bertanduk. Berat sapi jantan dewasa sekitar 900 kg dan berat betina sekitar 700 kg.Sapi ini termasuk kedalam sapi pedaging dengan bentu tubuh yang panjang dan kompak,karkasnya menghasilkan daging yang sangat baik mutunya dan terkenal terdapat marbling atau penyebaran lemak dalam daging. b.    Sapi Hereford Sapi ini terkenal dengan dagingnya yang bermutu baik dan warna nya yang unik dan kadang-kadang juga disebut sapi berjuka putih.Sapi ini mempunyai kemampuan tahan terhadp cuaca ekstrim.Sapi ini termasuk dalam jenis sapi potong dengan bobot sapi jantan dewasa sekitar 850 kg dan bobot sapi betina dewasa sekitar 650 kg. c.     Sapi shorthorn       Jenis sapi ini dibagi menjadi dua yaitu sapi Shorthorn pedaging dan Shorthorn perah. Sapi Shorthorn tipe pedaging merupakan sapi potong terberat yang

Cairan Hebat dan SerbaGuna

  Eco-Enzyme by SMKN 1 Woyla Aceh Barat     Pada umumnya, sampah atau hasil samping dari sayur-sayuran maupun buah-buahan akan dibuang begitu saja oleh sebagian dari masyarakat disekitar kita, padahal tanpa disadari bahwa sampah organik yang kita buang masih bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis serta masih banyak terdapat kandungan nutrisi didalamnya (Arbi, H. 2023).      Peningkatan aktivitas masyarakat berpotensi menyebabkan semakin banyak volume sampah/limbah yang dihasilkan (Yusuf, 2008), karena setiap aktivitas manusia akan menghasilkan adanya sampah atau limbah. Sisa-sisa kegiatan manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat dan berupa zat organik atau anorganik yang tidak diperlukan manusia lagi (Megah et al. 2018), menandai keberadaan manusia yang berpengaruh kurang baik terhadap lingkungan sekitar.  Pada dasarnya, sampah tidaklah selalu menimbulkan kerugian bagi manusia, dan bahkan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat apabila dikelola dengan cara yang

Proses Pembuatan Cairan Serbaguna Eco-Enzyme

Proses Pembuatan Eco-Enzyme by SMKN 1 Woyla Aceh Barat  Eco-enzyme merupakan suatu  produk yang  ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh siapapun.  Cara pembuatannya hanya membutuhkan 3 komponen yaitu  air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organik sayur dan buah. Menurut Winata dkk 2017 tata cara pembuatan eco enzyme sebagai berikut :  1. Siapkan alat bahan  yang dibutuhkan seperti limbah dapur seperti kulit buah dan sisa sayuran dll.  2. Potong kecil-kecil limbah dapur tersebut.  3. Timbang gula merah atau molase dan limbah dapur tersebut sehingga menghasilkan  perbandingan 1:3. 4. Siapkan pula  air hangat secukupnya sehingga membentuk perbandingan1 :3:10 antara   gula merah, limbah dapur, dan air. 5. Gula merah dilarutkan dengan  air hangat  dalam wadah plastik.  6. Masukan  limbah dapur  ke dalam larutan gula merah yang telah dibuat, 7. Sisakan sedikit ruang pada wadah dan tutup wadah plastik dengan rapat sehingga tidak ada udara yang masuk. 8. Simpan wadah tersebut di tempat